Musik
sebagai seni, mempunyai arti penting dari sudut pandang spiritual.
Membaca al-Quran pun merupakan musik tradisional. Bahkan pengertian
musik menurut sufi, adalah setiap getaran yang menimbulkan suara disebut
musik.
Bacaan al-Quran sebagai musik dicontohkan oleh Abu Bakar ra.
Ketika orang Arab Badui mendengar bacaan al-Quran untuk pertama
kalinya, mereka sangat tersentuh. Kemudian Abu Bakar berkata bahwa
dahulu beliau juga seperti itu, tetapi sekarang hatinya sudah mengeras.
Demikian halnya orang yang pertama kali melaksanakan haji, mereka akan
merasa takjub dengan melihat langsung kota suci itu. Tetapi lain dengan
orang Arab yang tinggal di situ, mereka telah terbiasa dengan suasana
dan keadaan kota itu sehingga tidak lagi merasa takjub.
Para sufi memiliki ekspresi kecintaan pada Ilahi yang bermacam-macam. Di antaranya yaitu dengan musik dan tarian spiritual.
Musik dan tarian sufi merupakan tradisi sufi yang sangat produktif
dalam teori maupun dalam prakteknya, karena bertujuan langsung kepada
Allah. Kelompok sufi tertentu menggunakan musik dan tarian sebagai
latihan memusatkan konsentrasi dan menghilangkan kekacauan pikiran.
Menurut sufi, musik akan berpengaruh pada jiwa seseorang, tepatnya pada
debar jantung seseorang. Dengan demikian dapat menjadi sebuah penenang
jiwa. Karena pada dasarnya setiap makhluk memiliki jiwa, maka memiliki
kecenderungan untuk merasakan alunan musik spiritual.
Musik dalam pandangan sufi, adalah pengaruh dari Ilahi yang menggerakkan
hati manusia kepada Allah. Bagi mereka yang mendengarkan musik secara
spiritual dan memperhatikan secara hakikat serta tidak hanya sekedar
suara lahirnya saja, maka mereka akan sampai kepada Allah yang merupakan
pusat dari segala sesuatu, termasuk asal suara musik tersebut. Allah
tidak hanya bisa dicapai melalui musik, dalam arti bahwa sebab mencapai
Allah bukanlah musik, tetapi musik bisa dijadikan cara untuk mencapai
Allah.Oleh karena itu musik banyak dimanfaatkan oleh kaum sufi sebagai
medium untuk membangkitkan dan menguatkan rasa cinta
kepada Allah, karena dalam tasawuf, musik berfungsi menyejukkan batin
para sufi yang sedang melaksanakan perjalanan spiritualnya.
Menurut al-Ghazali, seperti yang dikutip oleh C. Ramli Bihar Anwar yang
berjudul "Bertasawuf Tanpa Tarekat", bahwa secara kondisional sesuai
dengan keadaan seorang yang mengamalkannya, musik dan tarian ini bisa
menjadi lebih ampuh untuk menyibak hati manusia dalam hal mencapai ekstase dibandingkan dengan al-Quran sekalipun.
Perbedaan-perbedaan pendapat mengenai kebolehan dan keharaman musik
terhadap sufi, ada sebuah pendapat yang menengahinya yaitu dari Dzun Nun
sebagaimana dikutip oleh Nicholson : .
“Musik adalah pengaruh surga yang mendorong hati untuk mencari Tuhan. Karenanya barang siapa yang mendengarkan (dengan baik) secara rohaniah ia tengah mendekati Tuhan. Tetapi barang siapa mendengarkan hanya untuk sensasi, maka la term asuk orang yang tidak beriman”
Dari banyak sufi, Jalaluddin Rumi adalah satu sosok yang mampu mencapai ekstase
luar biasa dengan musik. Dia selalu mengidentikkan suara-suara berirama
yang didengar nya sebagai musik. Lalu akan didengarkan seperti
mendengarkan asma-asma Allah dalam setiap hembusan nafasnya. Seperti
suara denting palu seorang pandai di pasar pun dapat membuat Rumi
bergerak spontan untuk melakukan tarian berputarnya selama berjam jam.
Dalam suatu riwayat, Qadhi Izzuddin, seorang yang tidak suka musik dan
tarian, suatu hari didatangi Rumi dan masuk ke madrasah Rumi dengan
tarian spiritual sedang dilakukan oleh para darwis di dalamnya.
Kemudian Rumi berkata bahwa majelis suci itu sangat sesuai dengan
kondisinya yang tidak berada dalam pengalaman spiritual. Lalu Qadhi pun
dipenuhi dengan spiritualitas yang kuat dan ikut melantunkan kidung
spiritual seperti murid-murid Rumi yang ada di dalam majelis itu.
Tetapi perlu dijelaskan bahwa hal ini hanya berlaku bagi orang pilihan
saja. Semakin orang itu akrab dengan al-Quran, maka dia akan lebih
terbiasa dan akhirnya menyebabkan daya rohani al-Quran terkadang terasa
berkurang. Lain halnya jika orang awam yang mendengarkan al-Quran,
selama mempunyai motivasi membuka hati dan dengan anugerah Allah swt.
tentunya, maka hatinya akan tersentuh oleh gema al-Quran.
Beberapa hal inilah yang melatarbelakangi para sufi mengembangkan konser
spiritual yang menggunakan musik dan tarian sebagai penunjang bagi
kehidupan tasawuf mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar